Kakekku dulu pernah mengatakan : “….apapun yang telah dilakukan, bila itu telah difikirkan baik-baik, maka hasilnya itulah yang terbaik. Meskipun hasil itu, tidak dikehendaki, tetapi yakinlah ada sesuatu yang baik tersembunyi dibalik hasil yang kita dapatkan itu, hanya saja kita belum mengetahuinya”. Kata-kata kakekku itu sukar sekali untuk kucerna pada waktu itu, dan aku merasa kakek hanya bermaksud menghibur atas ketidakpuasanku terhadap hasil pekerjaan yang telah kulakukan. Lama sekali ungkapan kakekku itu mendapatkan pembuktian dalam kehidupanku, meski kata-kata itu masih saja aku ingat setiap kali aku akan melakukan sesuatu, sekecil apapun itu. Ada suatu “jembatan keledai”(mnemonic) yang ‘diciptakan’ oleh kakek untuk membuat aku bisa selalu mengingat kata-kata itu, meski tidak selalu ada buktinya. Kakek, menurutku, sangat cerdas untuk menciptakan yang satu ini di setiap “wejangan” yang akan diungkapkannya, bahkan seringkali ‘wejangan’ itu spontan keluar sesaat setelah ia mengalaminya langsung. Aku dulu sering bersamanya pada saat ia melakukan kegiatan rutin sebagai tukang kayu, maupun pada saat-saat berjalan ke mesjid yang selalu kulakukan bersamanya setiap menjelang subuh, pada saat-saat seperti inilah aku banyak mendapat “pengajaran” darinya. Kebiasaan kakekku, selalu berbicara tentang apa yang ada di depannya, tentang apapun
yang dialaminya. Menurut penilaianku, ia sangat empirisist, karena itu dia tidak pernah berbicara idealis (teoritis), tetapi selalu ada contoh empirik yang ia tunjukkan, meski itu hanya menjadi ‘alat pengingat’ semata, akan tetapi dari apa yang terucap dari mulutnya bagiku sangat teoritis sekali, sebagaimana salah satu “proposisi” yang aku ingat itu. Hari ini, sekali lagi, akupun memperoleh pembuktian empirik diri “teori” kakekku, meski ia telah meninggalkan kami sejak lebih kurang 40 tahun yang lalu (….Alluhummaghfir lahu warhamhu …amin! )
Hikmah dari Sang Kakek
Diposting oleh
Irhash A. Shamad
on Jumat, 02 April 2010
Label:
Hikmah
1 komentar:
kadang-kadang suara hati harus diaksarakan ketengah waktu yang berjalan, dia akan menyelinap antara hati-hati yang terjaga. suara jiwa yang merintih atau yg bernyanyipun harus dihamparkan ke tengah sunyi malam untuk dirasakan oleh mereka yg peduli. Sarunai malam tampil untuk mereka yang peka, selamat
Posting Komentar
Komentar anda :